Kesbangpol Bersama TKDPD Lakukan Monitoring ATHG di Kecamatan

Kesbangpol Bersama TKDPD Lakukan Monitoring ATHG di Kecamatan
Monitoring ke Kecamatan

Badan Kesbangpol bersama Tim Kewaspadaan Dini Pemerintah Daerah (TKDPD) melakukan pembinaan potensi ancaman, tant hambatan dan gangguan (ATHG) keamanan di tiga kecamatan, Rabu (10/5/2023). Dalam melaksanakan pemantauan tersebut tim dibagi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari ; Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Joko Santoso, SP,MP, Danpos Angkatan Laut Pondong Kapten Laut Agung Hariyanto, BINDA Kaltim Posda Kabupaten Paser Erick E.Dachlan, KBO Sat Intelkam Polres Paser Ahmad Fauzy dan Staf Intelijen Kesbangpol. Mereka melaksanakan pelatihan di Kecamatan Batu Engau.

Sedangkan kelompok kedua terdiri dari ; Kadi Supriyadi (BIN), Ipda Hari Suswanto (KBO Sat Intelkam Polres Paser, Mifthakhul Rohman (Intelijen Kejaksaan Negeri Paser), Wisnu Wardhani Guna Wijaya (Intelijen Kodom 0904/PSR) dan Staf Kesbangpol. Kelompok ini melaksanakan monitoring di Kecamatan Long Kali dan Kuaro .

Di tiga kecamatan ini, mereka melakukan pertemuan dengan Danramil, Kapolsek, Kasi Trantib, Ketua FKDM, KUA serta tokoh masyarakat lainnya untuk menggali informasi potensi konflik yang ada di wilayah tersebut. 

Menurut Kepala Badan Kesbangpol Nonding,S.Sos,MM kegiatan ini dilaksanakan untuk menginventaris segala potensi ATHG yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Paser. "Hal ini perlu kita lakukan agar setiap potensi konflik bisa terdeteksi dan dicegah secara dini," kata Nonding 

Hasil dari pelaksanaan monitoring ini akan dilaporkan kepada Bupati Paser sebagai bahan untuk mengambil kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini di Kabupaten Paser.

“Selain itu, data dan informasi yang diperoleh dari monitoring ini juga akan kami gunakan sebagai bahan untuk membuat peta rawan konflik,” ujarnya.

Menurut Nonding, tahun ini Badan Kesbangpol akan membuat peta rawan konflik. Dengan adanya peta ini maka setiap potensi konflik di Kabupaten Paser bisa terpetakan.

Dari kegiatan ini diperoleh data dan informasi bahwa di tiga kecamatan ini terdapat berbagai macam potensi konflik baik bidang ideologi, politik, ekonomi maupun sosial budaya. Potensi konflik yang paling menonjol adalah permasalahan yang sering terjadi.

Nonding menjelaskan, setelah pembinaan di tiga kecamatan ini akan dilanjutkan di kecamatan lainnya.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment